Sabtu, 05 Maret 2016

Gue, Laptop dan Mozart

Pernah gak kalian ngitungin berapa banyak bulu kaki kambing. Gak pernah? sama gue juga belum pernah. Lalu apa hubungan antara kambing dengan judul tulisan lo? jawabannya simpel, GAK ADA. Gue cuma bingung aja kalimat pembuka yang pas.

Kalian tau foto siapa di bawah ini?
Ayo tebak siapa bapak berkumis ini.



Bapak dengan kumis Pak Raden ini adalah mantan pemimpin Soviet, yang telah terpecah dan salah satunya menjadi Rusia. Dia adalah Josef Stalin. Lalu apa hubungannya dengan Mozart? Sekali lagi gue tekankan, gue gak pernah berhubungan dengan Stalin apalagi Mozart. Terlebih kambing yang gue sebut di atas!

Aneh lo sompret! Iya gue emang aneh. Buktinya kenapa ada sosok misterius yang terus mempertanyakan "hubungan-hubungan" karakter di atas dalam tulisan gue. Padahal gue ketik tulisan ini sendirian. In other word, gue menjalankan tiga peran sekaligus dalam satu waktu, yaitu penulis, penanya, penjawab. Yaa itulah ketiga sisi diri dalam hidup gue.. penanya, penjawab dan manusia bimbang yang gak tau apa yang sedang dilakukannya sekarang. Seperti yang dikatakan mas Andika ex-kangen band "cacing dalam tanah aja bisa makan kok bang!". Ini lagi.. ngapain gue nge-qoute pernyataan mas Andika ex-kangen ben -__-

Oya dari pada gue bicara ngalor-ngidul gak jelas, di kesempatan kali ini gue mau mengapresiasi kinerja Bapak Ahok, Bapak Gubernur DKI Jakarta yang sudah berhasil membongkar Rivermate (baca : kali jodoh) dan (rencananya) mengubahnya menjadi public space. Ya gue seneng banget akhirnya bertambah lagi tempat umum di Jakarta tercinta ini. Gue pikir tempat terbuka hijau yang nantinya akan dibangun sebagai pengganti kali jodoh akan sangat berguna bagi masyarakat Jakarta pada umumnya, termasuk gue.

Sebagai seorang single fighter.. halah apasih, gue sangat mendambakan yang namanya ruang terbuka umum. Ruang dimana gue dan warga seperti gue bisa dengan bebas dan tenang untuk sekedar beristirahat, mencari ide-ide brilian atau bahkan menemukan jodoh hehe. Maksud gue setiap makhluk di dunia ini, even mollusca pun mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan ketenangan dari gangguan seekor Haji Lulung. Bukannya gue mau bertindak antagonis atau rasis, tapi entah kenapa gue kurang suka sama manusia ini. Gue juga beragama islam kok, dan gue jarang solat.. eh bukan bukan, maksud gue jangan hanya karena seagama dan gue membenarkan yang salah. Gue akan tetap membela yang namanya kebenaran demi orang-orang di dunia dan cacing-cacing di dalam tanah yang disebut mas Andika ex-kangen ben tadi.

"cacing di dalam tanah aja bisa makan kok bang!". Iya mas Andika udah.. udah. Oya, ngomong-ngomong itu cacing-cacing makannya apa mas? "gak tau bang". Jawab mas Andika ex-kangen ben. Anjrit hopeless gue. Tapi kok mas Andika ex-kangen ben bisa berbicara kaya gitu? "saya juga denger dari orang bang". Jawab mas Andika ex-kangen ben lagi. Kali ini gue speechless. Kau bener-bener butuh bantuan mas Andika! "yaudah deh mas Andika, sok atuh dilanjutkeun sesi makan-makannya sama si cacing". Kali ini kata gue sambil lari menjauh dari mas Andika ex-kangen ben.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar