Langkahnya kakinya beraturan dan tatapannya tajam. Seberkas kertas didekapnya dengan erat di dadanya. Pada sebuah lantai di gedung itu dia berjalan. Kemeja birunya selalu menghiasi tubuh mungil indahnya dengan sebuah ikat rambut yang tersimpul cantik di kepalanya. Dengan sedikit menunduk dia berjalan melewatiku menuju sebuah ruangan berkaca gelap.
Aku kembali menatap layar 14 inchi dihadapanku. Suara langkah kakinya selalu dapat mengalihkan perhatianku.
Sebut saja dia Mutiara- seorang wanita muda feminin yang mandiri dan bercahaya bagai mutiara. Kemilau pesonanya dapat menyilaukan pikiranku, mengganggu fokus duniaku sendiri.
Mutiara itu akan selalu bersinar, bersinar menerangi sebuah lantai pada gedung itu. Akan ada suatu masa di mana mutiara itu akan dimiliki. Cahayanya akan dijaga dengan sepenuh hati, fisiknya akan dijaga dengan segenap jiwa.
Mutiara itu indah, sangat indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar