Sebongkah Ruby yang tertutup kotoran #plaaaak gak nyambung
Di bulan Desember ini gue lagi resah. Apa yang gue rasakan saat ini adalah sepertinya pekerjaan gue sekarang bukan apa yang selama ini gue cari. Alasannya simpel, gue bukan tipe orang yang betah cuma duduk diam di depan monitor dengan setumpuk dokumen yang minta diperhatikan. Gue bukan tipe orang yang bekerja dengan mengandalkan otak kiri, tapi gue juga bukan seorang seniman. Laah mau mu opo toh mas -____-
Entah kenapa gue selalu mengidam-idamkan untuk menjadi seorang penulis. Banyak hal yang tersimpan di laptop gue; tulisan-tulisan absurd, catatan gak penting yang cuma gue doang yang ngerti maksudnya, dan hhhmmm.. google ads-on yang berakhir sebagai hantu yang disebut dengan draft. Gak penting juga sih untuk dikasih tau hehe..
Udah banyak lowongan pekerjaan berbau jurnalistik yang gue lamar, tapi gak ada satupun yang nerima gue, kok kejam yaa. Yaa mungkin karena basic gue sebagai seorang Sarjana Ekonomi dengan konsentrasi Transportasi Laut yang membuat gue tidak diterima sebagai seorang jurnalis. Mungkin apa yang ada di pikiran mereka seperti "ini orang sehat?" atau "ini perompak Somalia mau jadi jurnalis?". Percaya deh, walaupun gue gak punya basic sebagai seorang jurnalis, tapi menulis itu memang menjadi hobi gue. Setidaknya gue bisa membuktikan omongan gue dengan perbuatan.
Coba ada gitu senior editor atau penulis macam Dee Lestari, Tere Liye atau mungkin Steven D. Levitt baca tulisan gue, Terus mereka berjudi dengan memberdayakan gue sebagai asistennya atau co-partner dalam pembuatan karya mereka. Tapi gak mungkin sih, wong blog gue yang baca gue doang hahaha. Bodo' lah.. gue gak pernah berpikir untuk mengkomersilkan karya gue. Gue cuma menyalurkan hobi aja. Tapi kalo seumpama dapet uang gue sih gak nolak juga :), idealisme gue masih bisa disubtitusi dengan rupiah kok hehe..
Untuk mas/mba penulis, jurnalis dan lain sebagainya yang masih terkait, kalau kalian baca tulisan ini (tapi gak mungkin sih hehe) percayalah, ada loh orang seperti gue ini. Orang yang salah pilih jurusan saat kuliah, orang yang terpaksa bekerja pada bidang yang tidak sesuai dengan minatnya, orang yang oportunis mencari celah untuk mengaplikasikan minatnya pada dunia kerja, namun gak pernah tersampaikan. Ada loh orang seperti yang gue maksud di atas.
Masuk akal sih ketika seseorang tidak mempercayai orang lain untuk diajak bekerja sama ketika orang lain tersebut tidak mempunyai dasar yang kuat pada suatu bidang karena risiko yang didapat adalah kegagalan. Tapi dengan kesempatan (yang apabila) diberikan, gue yakin si "orang yang tidak punya dasar pengetahuan" ini bisa berkarya sama baiknya apabila diberikan pengetahuan. Intinya, kesempatan bisa merubah keadaan. Lebih intinya lagi gue ngarep diajak Najwa Shihab sebagai co-worker di programnya. Mulai banyak maunya nih gue hahaha.
Okedeh sekian dulu. Mungkin untuk saat ini gue masih harus menjalani 'keterpaksaan" yang gue alami dengan diimbangi hobi menulis gue. Karena api yang berkobar akan sulit dipadamkan.
Sebongkah Ruby yang tertutup kotoran #plaaaak.. belajar epilog lagi!!