Selasa, 09 Januari 2024

Expert WingGirl

Never been this lucky before. Beloved supporter, charming conversation dan mature relationship. I’m not a perfect creature, nor a Superman with can-do-anything power. Once I got all I need, I threw away all I want. Needs always comes first, beyond anything.

Hey DDP, I thank you for everything we through. For everything you gave to me. All the kind of act you showed to me. The best thing in my life is to have you beside me. You filled the empty slot in my life puzzle. No you’re not. You’re not just filling up the puzzle, you COMPLETE IT.

KITA HARUS MENUA BERSAMA!!

Thankiss,

Tertanda,
Anaknya (alm) Pak Hilman Natawijaya

Sabtu, 09 September 2023

Titan Pagar

Cerita ini merupakan karya fiksi kedua yang tidak relate sama sekali dengan yang sebelumnya. Jenis titan apalagi kah ini? Who knows. Let’s get started

Castroville pada awal abad ke 14. Sebuah Kota kecil terletak di bagian barat bumi yang berbatasan langsung dengan sungai Anglikhese. Castroville adalah sebuah kota pertanian yang tidak terikat pada wilayah tertentu. Para penduduk Castroville memanfaatkan tanah subur mereka untuk bercocok tanam.

Hasil bumi yang mereka miliki akan mereka perdagangkan di sebuah kota pesisir yang menjadi pusat perdagangan saat itu, Prithpale. Sebuah kota pesisir padat penduduk dengan ratusan kapal yang bersandar setiap harinya. Kehidupan di sana tidak akan pernah berakhir, setidaknya itu yang dikatakan oleh Giuly Giullermo- Gubernur Prithpale yang sangat membanggakan kotanya.

“Hahaha kau tidak akan mati apabila berada di Prithpale. Dewi Arneth menambah umurmu pada setiap pijakan di sini” sesumbar Giuly dalam tawanya. Dengan postur tubuhnya yang besar dan cukup tinggi suara tawa Giuly terdengar begitu menggelegar. Penduduk Prithpale menyamakannya dengan sosok Dong Zhuo- seorang legenda Gubernur bertangan besi pada era awal abad pertama.

Kehidupan di Prithpale yang begitu ramai sangat berbanding terbalik dengan keadaan di Castroville. Kehidupan di Castroville sangat tenang, tidak pernah terjadi keributan antar penduduknya. Keadaan inilah yang membuat Jan Bernard Tissoud merasa bosan. Jan adalah seorang pemuda Castroville yang gemar mengembara. Kehidupan sebagai petani dipandangnya sangat membosankan dengan kegiatan yang sama dan dilakukan secara berulang.

Saat musim panen tiba itulah hari terbaik menurut Jan, karena dia akan menuju Prithpale untuk menjual hasil buminya. Tidak lupa Jan selalu menyanyikan sepenggal lirik yang menemaninya dalam perjalanan menuju Prithpale.

Suara burung bersahutan
Langkah kami dipayungi cerahnya matahari
Ini adalah hari terbaik bagi setiap orang
Terima kasih oh bumi pertiwi

Tampak dari kejauhan Jan melihat tembok besar Prithpale. Menandakan dia akan segera memasuki kota tersebut. “Prithpale aku segera datang! Seorang raja muda dari Castroville dengan pasukan petani yang akan menyerangmu dengan hasil bumi kami” seru Jan yang sangat bersemangat. “Prithpale sambutlah Rajamu!!”.

Saat memasuki kota Prithpale Jan terlihat begitu antusias. Jan memandangi sekitarnya seolah ini pertama kalinya dia berada di Prithpale. Hiru pikuk di Prithpale membuatnya begitu bersemangat. “Inilah tempat dimana seharusnya aku dilahirkan. Di sinilah seharusnya aku berada” gumamnya dalam hati.

Antusiasme Jan tiba-tiba terpusat pada satu titik. Pandangan Jan tertuju pada satu sosok tinggi dengan jubah hitam yang dikenakannya. Terlihat Jan keheranan dengan penampilan orang tersebut. “Siapa orang itu? Baru pertama kali aku melihatnya di sini”. Penampilannya yang berbeda dengan penduduk Prithpale membuatnya bertanya-tanya dalam hati.

“Apakah cara berpakaian penduduk Prithpale sudah berubah? Mengapa hanya orang itu yang memakai jubah hitam?” Beribu pertanyaan mengisi kepala Jan.

Pada umumnya penduduk pria Prithpale menggunakan tunik pendek yang panjangnya sampai lutut disertai terusan berbahan wol. Bagi kelas bangsawan menggunakan motif yang rumit dan sepatu runcing besar. Untuk penduduk wanita Prithpale menggunakan pakaian wol putih dengan topi berbahan jerami. Untuk bangsawan wanita Prithpale menggunakan kain bermotif rumit dengan kerah terbuka dan siluet ketat dibagian dada dan pinggang. Busana yang dikenakan penduduk Prithpale menujukkan kelas ekonomi mereka.

Keragaman busana penduduk Prithpale selalu membuat Jan terkesan, sehingga kehadiran seseorang berjubah hitam di Prithpale membuatnya sangat heran. “Aku harus mengetahui orang di balik jubah itu. Aku yakin dia bukan berasal dari sini” pikir Jan dalam keheranannya. Jan sangat ingin mengetahui siapa orang itu. Dengan segera Jan menjual hasil panennya dan menghampiri orang itu.

“Hey apakah anda tersesat dan membutuhkan bantuan?” Tanya Jan pada sosok berjubah itu. “Aku yakin anda bukan penduduk Prithpale dan aku siap membantumu?” Sambung Jan kembali tanpa menunggu jawaban dari sosok tersebut. Tanpa memghiraukan keberadaan Jan sosok tersebut berlalu pergi dan meninggalkan Jan yang terdiam mematung.

“Hey tuan anda tidak perlu khawatir. Aku tidak akan berbuat jahat kepadamu. Aku hanya heran dengan cara berpakaianmu” teriak Jan berlari mengejar sosok berjubah itu. Sosok berjubah itu terus berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan Jan. Tentunya ini membuat Jan semakin bersemangat untuk mengetahui siapa sosok berjubah hitam itu.

“Hey tuan percayalah, aku tidak akan berbuat macam-macam. Aku hanyaa..” tiba-tiba sosok tersebut memutarkan badannya dan menatap Jan. “Apa yang kau inginkan? Aku tidak mengenalmu dan berhentilah mengikutiku” ucap sosok berjubah tersebut seraya membuka penutup kepalanya.

Jan tertegun melihat sosok itu. Seorang pria tua besar berkulit putih pucat dengan suara berat yang menghentikan langkah Jan. “Aa.. aku hanya ingin membantumu” Jawab Jan singkat. “Pergilah aku tidak mengenalmu. Dan aku tidak membutuhkan bantuanmu sama sekali” jawab pria berjubah tersebut.

“Aku Goltermakh, Louis Goltermakh. Aku berasal dari kastil Yvenziebr, sebuah bangunan tua sebelah tenggara kota Serephiem” sambung pria tua tersebut seraya berlalu pergi.

“Goltermakh.. Serephiem.. Kastil Yvenziebr?” Ucap Jan berulang-ulang. “Dimana tempat itu berada?”. Terlihat Jan mulai bermain dengan pikirannya sendiri. Segaris senyuman nampak di wajah Jan. Perjalanan panjang mulai terbersit di dalam pikiran Jan. Sebuah perjalanan yang akan mengantarnya pada petualangan baru dalam hidupnya.

“Tuan Goltermakh aku akan menemuimu di sana!” Teriak Jan dalam hati.

To be continued..

Kamis, 07 September 2023

Titan Gerobak

 Cerita ini merupakan karya fiksi semata yang spontan timbul karena ada yang menyebut “Titan Gerobak”. Who the F is he? Let me introduce him to you

Jasper William Mordegard atau yang lebih dikenal sebagai “Titan Gerobak”. Bukan seperti yang dikira sebelumnya, dia memang tidak pernah menampakan sesuatu yang berbeda. Masa lalu yang kelam membuatnya terkucilkan dari kehidupan luar.

Masa lalu kelamnya terbentuk akibat perbuatan Argory- seorang penjahat tua yang dengan kejam merampas harta satu-satunya yang tertinggal. Sebuah pendulum titanium berlapis tembaga peninggalan orang tuanya. Jasper kecil percaya apabila pendulum itu bergerak memutar dengan konstan maka orang tuanya akan hadir di sisinya.

Kekecewaan Jasper kecil terhadap Argory membuatnya selalu menunduk dan tidak memperhatikan sekitarnya. “Hey Jasper apakah dengan merangkak membuatmu merasa lebih baik?” Teriak seorang wanita muda dengan kain lusuh melingkar di kepalanya. Dia Thelma- seorang penjual buah yang selalu peduli dengan Jasper kecil. Thelma selalu berharap Jasper menjadi seseorang yang luar biasa di kemudian kelak.

Jasper kecil hanya bisa merangkak. Bukan karena struktur tulangnya atau Myasthenia Gravis, tapi akibat rasa depresi mendalam sehingga membuatnya selalu menundukan kepala. Tatapan orang di sekitarnya membuatnya merasa tidak nyaman. Hanya suara Thelma yang dapat memecah kebisuan di kepalanya.

Suatu saat Jasper kecil melihat Thelma berlalu di depannya. Thelma yang Jasper lihat adalah seorang wanita muda penjual buah dengan aura yang menggelora. Dengan dress panjang lusuh dan terusan di kakinya tidak membuat kecantikan Thelma berkurang sedikit pun. Kain coklat tua di kepala Thelma bahkan membuatnya terlihat lebih menarik menurut Jasper. “Thelma.. Thelma” suara lirih Jasper yang terbawa angin.

Bertahun tahun berlalu Jasper selalu memperhatikan Thelma dalam tunduknya. Jasper melihat sosok Thelma sebagai seorang penuh kasih, mengingatkannya kepada sosok Ibunya. Hingga suatu saat terjadi perampokan yang menyerang desanya. Jasper melihat kumpulan perampok berkuda yang menyerang warga desa. Mereka menjarah dan bahkan membunuh setiap warga desa yang mencoba melawan.

“Menjauh kalian dan pergi dari tempat ini”. Suara gaduh itu terdengar begitu jelas. Jasper sangat mengenal suara lantang itu. “Thelma.. Thelma pergilah, para bandit itu tidak akan berpikir dua kali untuk menghabisimu”. Jasper hanya bisa berteriak di dalam pikirannya dibalik sebuah lemari usang besar yang kosong. “Thelma berhenti lah, THELMAAA” sekilat pedang menghujam leher Thelma. Jasper tidak bisa berbuat apa-apa.

Pandangan Jasper beralih kepada sosok perampok itu. Sosok itu seperti dikenalnya. “Argory? Apakah itu kau?” Jasper melihat jelas itu adalah Argory, seorang penjahat tua yang menyakitinya dulu. “Hey Avarim cepat bereskan ini semua, wanita bodoh ini tidak memperdulikan dirinya sama sekali” teriak Argory memerintah anak buahnya.

Rasa sakit hati Jasper sudah tidak terbendung lagi, kali ini Jasper merasa tidak bisa membiarkan ini terjadi begitu saja. Argory harus membayar ini semua pikir Jasper dalam amarahnya. Dengan tiba-tiba Jasper berlari keluar dan menghampiri Argory. “Hey Argory tidak cukup kah kau merampas hartaku? Sekarang kau bahkan melenyapkan Thelma dan menyebutnya bodoh!”

Argory mengernyitkan dahi mencoba mengingat sesuatu. “Siapa kau? Apakah kau ingin nasibmu sama dengan wanita bodoh ini!” Bentak Argory. “Kau tak perlu ingat siapa aku, kau hanya perlu ingat ini akan menjadi kejahatan terakhirmu!” Balas Jasper penuh amarah. Dengan tiba-tiba Jasper menuduk dan mengusap kepala Thelma. “Sudah saatnya Thelma” teriak Jasper dalam hati.

“Aku akan melenyapkanmu Argory!” Teriak Jasper sembari melompat ke gerobak buah milik Thelma. Secara mengejutkan tubuh Jasper membesar dan gerobak milik Thelma terikat pada punggungnya. Keadaan ini membuat Argory begitu kaget sekaligus tertawa. “Lihat anak bodoh ini, tubuhnya membesar dan telanjang” teriak Argory dalam tawanya.

Pakaian Jasper tidak bisa menahan pertumbuhan tubuhnya yang bertumbuh berkali-kali lipat. Dalam posisi merangkak dengan gerobak terikat di punggungnya Jasper menyerang Argory dengan menggigit kakinya. “Aarghh titan telanjang ini memutuskan kakiku” ringis Argory kesakitan. Jasper tidak memperdulikan ringisan Argory dan tetap menyerangnya.

Anak buah Argory tidak dapat berbuat banyak. Selain karena ketakukan mereka, tubuh telanjang Jasper membuat mereka sedikit heran dengan situasi yang terjadi. “Ketelanjangannya membuatku sedikit aneh untuk menyerangnya, ini situasi yang sangat asing untukku” ucap salah satu anak buah Argory. “Monster telanjang ini membuatku merinding ketakutan, dan gerobak di punggungnya membuat penampilannya semakin buruk” sambung anak buah Argory yang lain.

Secara mengejutkan Avarim- tangan kanan Argory, melucuti pakainnya. Berpikir ketelanjangannya dapat membuatnya sekuat Jasper “ayo lawan aku monster bodoh”. Situasi ini semakin membuat heran seluruh anak buah Argory. “Hwaaahh apa maksud semua ini, mengapa semua orang mulai berpikir untuk telanjang!!” Teriak seluruh anak buah Argory. “Kebodohan macam apa ini!!”

Avarim pun ikut lenyap dalam pertarungan. Ketelanjangannya tidak menghasilkan apapun selain kekalahan dan rasa malu. Seluruh pasukan Argory lari ketakutan dan meninggalkan Argory dan Avarim yang sudah mati tidak berbusana. Kemenangan ini membuat membuat para warga desa senang karena Jasper telah mengalahkan para perampok. Semua orang meneriakkan nama Jasper “hidup Jasper, si Titan Gerobak penyelamat desa”

Keadaan ini membuat Jasper sadar. Pakaiannya sudah lenyap dan tidak menyisakan apapun yang menutupi tubuhnya. Jasper berlari keluar desa dan menghilang begitu saja.

Cerita Jasper si Titan Gerobak menjadi legenda di desanya selama berabad-abad. Dan selalu dijadikan sebagai cerita pengantar tidur warga setempat.


Dari cerita di atas dapat gue simpulkan bahwa untuk menjadi seorang pahlawan kalian harus ibalbaywjpwihebspksobsibwiw.

Tamat.

Rabu, 14 Juli 2021

You!

Ini terjadi tanpa rencana. Berangkat dari rasa 'iseng' dan berakhir menempel pada setiap sel di kepala gue. Yang awalnya selalu gue hindari, sekarang gue sedang menjilat ludah gue sendiri. Munafik? Noo... gue tercerahkan! Idealisme lo harus lo lawan, lo buktikan kebenarannya.

Sekarang gue cuma bisa menunggu, menunggu saat yang tepat untuk bicara. "Kita ngopi yuk?" Mungkin itu bakal menjadi line andalan gue. Gue yang akan memulai duluan, tentu momennya harus pas. Kapan? Belum tau. Pastinya akan ada momen 'pas' yang gue maksud.

Hey you, yeahhh you! I ain't really sure that we are meant to be. But i do believe that everyone should create their own destiny. 

Kalo lo baca post ini lo pasti sadar, gak ada yang peduli sama blog gue selain gue sendiri. Dan tentunya lo yang pernah baca post gue. Gue lagi nunggu momen yang tepat.

Hey you! Yeaah you.. just be prepared.

Senin, 03 Mei 2021

Euforia

Haszmsnziznsjsnsgah.. gue bikin tattoo masa😀. Tattoo simple sih, motif leg band gitu di kaki, cuma masih seneng aja liatnya.

Anyway gue udah lama banget gak post sesuatu di blog. Gak penting juga sih, wong yang baca gue doang😅. Terus kalo pertanyaannya kenapa masih nulis walaupun gak ada yang peduli ya jawabannya gue seneng nulis.

Oya buat ANDA yang baru aja gue kepoin, ternyata kita sepemikiran loh.

Kok content nya random sih? Laah bodo amat.

LAGI EUFORIA MAH BEBAS BOS!

Sabtu, 12 Januari 2019

NAWA

2012

Awal baru aku mengetahuinya dari permintaan pertemanan yang dikirimkan kepadaku. Senyumnya kupikir sangat lucu, dengan rambut sebahu dan membelah di tengahnya. Sebut saja Nawa karena memang begitu namanya. Wajahnya begitu khas, menggambarkan seorang wanita muda dari sebuah kota kembang. Mungkin dia hanya ingin berkenalan dengan mengucapkan salam perkenalan kepadaku begitu aku menerima permintaan pertemanannya. Namun diriku yang dulu terlalu angkuh, balasanku begitu singkat dengan pemilihan kata yang datar. "Yaa.." sesingkat itu jawabku terhadap salam darinya.

2013

Kembali dia menulis sesuatu pada kolam komentar mediaku, "selamat ulang tahun ya". Pada hari itu memang ulang tahunku. Did she pay attention to me? Tidak juga, hanya kebetulan saja, momennya memang tepat.

2014

Berawal dari penasaran, jiwa lama ku sebagai seorang Robert Langdon kembali. Melihat kesana kemari dan surfing on internet, tiba-tiba tertulis satu nama pada seberkas undangan pernikahan. "Kami yang berbahagia bla.. bla.. bla..", mentalku runtuh sesaat dan beberapa hari setelahnya menjadi tonggak perang dingin anatara diriku, dunia maya dan kartu undangan.

2015

Seorang putra mahkota lahir, penerus estafet kepemimpinan dari kerajaannya.

2016

-

2017

Skip, nothing special😁

2018

She passed away, my world was falling down and the other piece of her life was drowned

2019

A new beginning.. a storytell to acknowledge

Senin, 11 Desember 2017

Cita-citaku.. uuuuuu..

Sebongkah Ruby yang tertutup kotoran #plaaaak gak nyambung

Di bulan Desember ini gue lagi resah. Apa yang gue rasakan saat ini adalah sepertinya pekerjaan gue sekarang bukan apa yang selama ini gue cari. Alasannya simpel, gue bukan tipe orang yang betah cuma duduk diam di depan monitor dengan setumpuk dokumen yang minta diperhatikan. Gue bukan tipe orang yang bekerja dengan mengandalkan otak kiri, tapi gue juga bukan seorang seniman. Laah mau mu opo toh mas -____-

Entah kenapa gue selalu mengidam-idamkan untuk menjadi seorang penulis. Banyak hal yang tersimpan di laptop gue; tulisan-tulisan absurd, catatan gak penting yang cuma gue doang yang ngerti maksudnya, dan hhhmmm.. google ads-on yang berakhir sebagai hantu yang disebut dengan draft. Gak penting juga sih untuk dikasih tau hehe..

Udah banyak lowongan pekerjaan berbau jurnalistik yang gue lamar, tapi gak ada satupun yang nerima gue, kok kejam yaa. Yaa mungkin karena basic gue sebagai seorang Sarjana Ekonomi dengan konsentrasi Transportasi Laut yang membuat gue tidak diterima sebagai seorang jurnalis. Mungkin apa yang ada di pikiran mereka seperti "ini orang sehat?" atau "ini perompak Somalia mau jadi jurnalis?". Percaya deh, walaupun gue gak punya basic sebagai seorang jurnalis, tapi menulis itu memang menjadi hobi gue. Setidaknya gue bisa membuktikan omongan gue dengan perbuatan.

Coba ada gitu senior editor atau penulis macam Dee Lestari, Tere Liye atau mungkin Steven D. Levitt baca tulisan gue, Terus mereka berjudi dengan memberdayakan gue sebagai asistennya atau co-partner dalam pembuatan karya mereka. Tapi gak mungkin sih, wong blog gue yang baca gue doang hahaha. Bodo' lah.. gue gak pernah berpikir untuk mengkomersilkan karya gue. Gue cuma menyalurkan hobi aja. Tapi kalo seumpama dapet uang gue sih gak nolak juga :), idealisme gue masih bisa disubtitusi dengan rupiah kok hehe..

Untuk mas/mba penulis, jurnalis dan lain sebagainya yang masih terkait, kalau kalian baca tulisan ini (tapi gak mungkin sih hehe) percayalah, ada loh orang seperti gue ini. Orang yang salah pilih jurusan saat kuliah, orang yang terpaksa bekerja pada bidang yang tidak sesuai dengan minatnya, orang yang oportunis mencari celah untuk mengaplikasikan minatnya pada dunia kerja, namun gak pernah tersampaikan. Ada loh orang seperti yang gue maksud di atas.

Masuk akal sih ketika seseorang tidak mempercayai orang lain untuk diajak bekerja sama ketika orang lain tersebut tidak mempunyai dasar yang kuat pada suatu bidang karena risiko yang didapat adalah kegagalan. Tapi dengan kesempatan (yang apabila) diberikan, gue yakin si "orang yang tidak punya dasar pengetahuan" ini bisa berkarya sama baiknya apabila diberikan pengetahuan. Intinya, kesempatan bisa merubah keadaan. Lebih intinya lagi gue ngarep diajak Najwa Shihab sebagai co-worker di programnya. Mulai banyak maunya nih gue hahaha.

Okedeh sekian dulu. Mungkin untuk saat ini gue masih harus menjalani 'keterpaksaan" yang gue alami dengan diimbangi hobi menulis gue. Karena api yang berkobar akan sulit dipadamkan. 

Sebongkah Ruby yang tertutup kotoran #plaaaak.. belajar epilog lagi!!