Sabtu, 12 Januari 2019

NAWA

2012

Awal baru aku mengetahuinya dari permintaan pertemanan yang dikirimkan kepadaku. Senyumnya kupikir sangat lucu, dengan rambut sebahu dan membelah di tengahnya. Sebut saja Nawa karena memang begitu namanya. Wajahnya begitu khas, menggambarkan seorang wanita muda dari sebuah kota kembang. Mungkin dia hanya ingin berkenalan dengan mengucapkan salam perkenalan kepadaku begitu aku menerima permintaan pertemanannya. Namun diriku yang dulu terlalu angkuh, balasanku begitu singkat dengan pemilihan kata yang datar. "Yaa.." sesingkat itu jawabku terhadap salam darinya.

2013

Kembali dia menulis sesuatu pada kolam komentar mediaku, "selamat ulang tahun ya". Pada hari itu memang ulang tahunku. Did she pay attention to me? Tidak juga, hanya kebetulan saja, momennya memang tepat.

2014

Berawal dari penasaran, jiwa lama ku sebagai seorang Robert Langdon kembali. Melihat kesana kemari dan surfing on internet, tiba-tiba tertulis satu nama pada seberkas undangan pernikahan. "Kami yang berbahagia bla.. bla.. bla..", mentalku runtuh sesaat dan beberapa hari setelahnya menjadi tonggak perang dingin anatara diriku, dunia maya dan kartu undangan.

2015

Seorang putra mahkota lahir, penerus estafet kepemimpinan dari kerajaannya.

2016

-

2017

Skip, nothing special😁

2018

She passed away, my world was falling down and the other piece of her life was drowned

2019

A new beginning.. a storytell to acknowledge